PENERAPAN METODE PENYUSUTAN
AKTIVA BARANG TAMBANG DAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA YANG TELAH HABIS MASA
EKSPLORASI
A.
LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya memerlukan faktor-faktor produksi yang dapat digunakan
untuk menghasilkan output berupa barang maupun jasa. Salah satu faktor produksi
tersebut adalah aktiva tetap, dimana nilainya cukup material dalam rangka
menunjang kelancaran kegiatan perusahaan untuk pencapaian tujuan. Untuk
mencapai tujuan ini manajemen sebagai pihak yang diberi hak dan tanggung jawab
harus menguasai faktor-faktor produksi yang diramu seperti manusia, material
dan metode. Proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan penerimaan kas melalui
penjualan produksi tersebut yang menjadi salah satu sumber dana utama bagi
pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Mengingat pentingnya peranan aktiva
tetap barang tambag dalam mencapai tujuan perusahaan, maka sangat diperlukan
Penerapan PSAK No.17 tentag akuntansi penyusutan terhadap aktiva yang meliputi, metode penyusutan aktiva tetap
dan penyajiannya dalam laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku. Beberapa penerapan akuntansi yang menawarkan beberapa
alternatif yang dapat dipilih salah satunya, misalnya metode penyusutan aktiva
tetap. Penerapan metode penyusutan garis lurus atau metode unit produksi pada
aktiva barang tambang akan memberikan pengaruh yang berbeda bagi perusahaan
karena mempengarui nilai bersih aktiva tetap disatu sisi dan mempengaruhi laba
perusahaan disisi lain. Hal ini perlu menjadi perhatian manajemen dalam
menetapkan metode yang dipilih sehingga tidak menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
Sehingga sekarang ini banyak
perusahaan yang bangkrut atau gulung tikar akibat kurangnya perhatian manajeman
terhadap perlakuan aktiva tersebut, terutama terhadap aktiva barang tambang
yang perusahaannya bergerak dibidang pertambangan. Didalam sebuah skripsi
mahasiswa USU saya membaca dan memahami tentang penelitiannya mengenai
penyusutan dan penerapan aktiva tanaman menghasilkan pada PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA II ( PERSERO) TANJUNG MORAWA KEBUN MARYKE.
Dengan hasil :
1.
Penyusutan aktiva tetap tanaman menghasilkan milik PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Kebun Maryke adalah dengan
menggunakan Metode Garis Lurus (straight line method) dimana besarnya beban
penyusutan tiap tahun adalah tetap, sehingga secara periodik beban ini
dikelompokkan sebagai biaya tetap yang tidak dapat dipengaruhi selama masa
manfaat. Pemilihan metode penyusutan ini kurang tepat, karena kurang rasional.
2. Penilaian aktiva tetap
tanaman menghasilkan di neraca didasarkan pada nilai buku aktiva tetap yaitu
harga perolehan aktiva tetap tanaman menghasilkan dikurangi akumulasi
penyusutannya. Hal ini sudah sesuai dengan Standard Akuntansi Keuangan.
3.
Bila aktiva tetap tanaman menghasilkan sudah berakhir masa
manfaatnya, maka akan dilakukan pelepasan atau penarikan terhadap aktiva
tersebut. Pelepasan terhadap aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara mendebit
akumulasi penyusutan aktiva tetap tanaman menghasilkan dan mengkredit akun
aktiva tetap tanaman menghasilkan.
Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa USU tersebut, menjadi masalah
buat saya mengenai Bagaimana metode penyusutan yang dilakukan sebuah perusahaan
pertambangan dalam penyusutan aktiva barang tambangnya ?dan bagai mana sistem
penilaian aktiva tersebut apabila telah habis umur ekonomisnya ?
Apakah
metode penyusutan yang dilakukan pada aktiva tanaman menghasilkan ini sama
dengan aktiva barang tambang. Sedangkan aktiva barang tambang ini umur
ekonomisnya lebih dari 20-30 tahun.
B.
RUMUSAMASALAH
Dari latar belakang diatas maka masalah yag ditemui
adalah :
1.
Bagaimana metode penyusutan yang dilakukan sebuah perusahaan
pertambangan?
2.
Bagai mana sistem penilaian aktiva tersebut apabila telah
habis umur ekonomisnya ?
3.
Bagaimana dampak dari metoda pendekatan harga perolehan penuh (full cost
approach). Dalam menentukan haraga perolehan bagi perusahaan yang gagal dalam
penggalian (mencari sumber alam)?
C.
BATASAN MASALAH
Bagaimana metode penyusutan yang
dilakukan sebuah perusahaan pertambangan dalam penyusutan aktiva barang
tambangnya ?dan bagai mana sistem penilaian aktiva tersebut apabila telah habis
umur ekonomisnya ?
D.
TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk
mengetahui pengaruh penilaian kembali aktiva tetap terhadap saldo laba pada
perusahaan pertambangan tersebut
2.
Untuk
mengetahui metode penyusutan yang digunakan di perusahaan pertambangan tersebut
dan pengeruhnya terhadap efektivitas kinerja perusahaan
3.
Pengeruh
penyusutan terhadap laporan keuangan perusahaan pertambangan tersebut
4.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat
Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.
Peneliti,
untuk menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari
perguruan tinggi serta sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
metodologi penelitian
2.
Perusahaan,
diharapkan dapat dijadikan masukan yang berguna bagi perusahaan dalam melakukan
revaluasi aktiva tetap. Serta dapat mempertimbangkan pengaruh dari penggalian
yang dilakukan terus menerus terhadap kondisi daerah tersebut
F.
REFERENSI
1. SKRIPSI Mahasiswa USU
(PENERAPAN PSAK NO. 16 TERHADAP AKTIVA TETAP TANAMAN MENGHASLKAN BUDIDAYA
COKLAT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II ( PERSERO) TANJUNG MORAWA KEBUN MARYKE)
– (http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-39.html)
2. Jurnal akuntansi, analisis
penerapan metode penyusutan aktiva tetap dan pengaruhnya terhadap laba
perusahaan.
3.
Drs. Sofyan Syafri Harahap, MSAc.
Akuntansi Aktiva Tetap, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.
4.
PSAK no 16 tentang Aktiva tetap
G. TINJAUAN PUSTAKA
Aktiv Tetap Yaitu Aktiva berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tdk dimaksud utk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan & mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Jenis-Jenis Aktiva Tetap
1. Aktiva
Tetap yang umurnya tdk terbatas seperti tanah pertanian.
2. Aktiva Tetap yang umurnya terbatas &
apabila sudah habis masa penggunaanya bisa diganti dengan aktiva sejenis, misal
: mesin, kendaraan dan aktiva ini mengalami penyusutan, biasa di sebut sebagai
depresiasi.
3. Aktiva Tetap yang umurnya terbatas &
apabila sudah habis masa penggunaanya tdk bisa diganti dengan aktiva sejenis,
misal : barang tambang dan penyusutannya disebut Deplesi karena aktiva ini
tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis.
Aktiva tetap
dinilai sebesar nilai buku yaitu harga perolehan aktiva tetap tsb dikurangi
dengan akumulasi penyusutannya dan harga perolehan aktiva tetap adalah jumlah
uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh aktiva tetap
tersebut.
Akiva Sumber alam meliputi hasil tambang yang terdapat dalam tanah, seperti
minyak, gas, dan mineral, dan hasil hutan (terutama berupa kayu). Aktiva
produktif yang berumur panjang ini mempunyai dua karakteristik, yakni (1)
secara fisik berkurang karena operasi, dan (2) tidak dapat diganti. Oleh karena
itu sumber alam sering disebut juga aktiva (wasting assets).
Harga perolehan suatu sumber alam adalah harga tunai atau harga pasar
aktiva yang diserahkan atau diperoleh, tergantung mana yang lebih rendah, untuk
mendapatkan sumber alam dan menyiapkannya sesuai dengan maksud pemilikan aktiva
tersebut. Untuk suatu sumber alam yang sudah ditemukan, seperti misalnya
tambang batu bara yang sudah ada, maka harga perolehannya adalah sebesar harga
yang dibayarkan untuk mendapatkan tambang tersebut.
Penghapusan harga perolehan sumber alam secara sistematis disebut deplesi.
Untuk melakukan deplesi, biasanya digunakan metoda satuan hasil (atau satuan
kegiatan), karena deplesi periodik biasanya merupakan fungsi dari hasil
produksi yang ditambah selama tahun yang bersangkutan. Dalam metoda ini, harga
perolehan sumber alam dikurangi nilai residu (jika ada), dibagi dengan taksiran
jumlan satuan hasil, sehingga dapat ditentukan harga perolehan per satuan
hasil. Untuk menentukan biaya deplesi, maka biaya deplesi per unit kemudian
dikalikan dengan jumlah satuan hasil yang ditambah dan dijual.
Penentuan harga perolehan yang ada akan dikapitalisasi menjadi masalah,
bila sumber alam tersebut baru dalam tahap explorasi. Sebagai contoh, dalam
perusahaan industri minyak dikeluarkan pengeluaran yang tidak sedikit untuk
explorasi (mencari sumber minyak). Sebelum berhasil menemukan sumber minyak,
perusahaan seringkali harus melakukan penggalian sumur berulang-ulang pada
tempat yang berpindah-pindah. Pengeluaran untuk explorasi yang tidak sedikit
itu, tidak selalu berhasil.
Sehubungan dengan hal tersebut, sering dipermasalahkan mengenai perlakuan
terhadap pengeluaran untuk explorasi yang tidak mendatangkan hasil. Pada
umumnya, baik pengeluaran untuk explorasi yang tidak berhasil maupun berhasil,
dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan sumber alam. Selanjutnya
harga perolehan tersebut akan dihapus secara bertahap menjadi biaya selama masa
produktif sumur minyak yang berhasil. Metoda ini sering disebut sebagai
pendekatan harga perolehan penuh (full cost approach).
Sebagian ahli akuntansi menyarankan agar hanya pengeluaran explorasi untuk
sumur yang berhasil saya yang dikapitalisasi. Mereka berpendapat bahwa
kapitalisasi pengeluaran untuk sumur yang tidak berhasil pada harga perolehan
sumur yang berhasil tidaklah logis. Sebagai contoh, jika dari 50 kali
penggalian terdapat satu sumur yang berhasil, maka tidaklah logis apabila
pengeluaran untuk menggali 49 sumur yang tidak berhasil terus diperhitungkan
sebagai harga perolehan dari satu buah sumur berhasil. Metoda ini sering
disebut sebagai pendekatan usaha berhasil (successful effort approach). Dewasa
ini kedua pendekatan tersebut digunakan dalam akuntansi untuk sumber alam pada
berbagai perusahaan industri minyak yang terkenal di dunia.
KISAH CERITA SAYA ~ SUKSES JADI PNS
BalasHapusAssalamu Alaikum wr-wb, mohon maaf sebelum'nya saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS, saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi Pemerintan Manapun, saya sudah 7 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 2 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari tempat saya honor mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-2174-0123 dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk DR. HERMAN. M.SI No beliau selaku direktur aparatur sipil negara di bkn pusat Hp beliau 0853-2174-0123 siapa tau beliau masih bisa membantu anda. Wassalam....